Sabtu, 12 Maret 2011

GEMPA JEPANG

VIVAnews – Gempa dan tsunami besar yang melanda Jepang, Jumat 11 Maret 2011 kemarin, disebut-sebut berhubungan dengan fenomena ‘supermoon’ atau ‘lunar perigee,’ yaitu fenomena mendekatnya bulan ke bumi yang sedang terjadi saat ini.

Isu supermoon akhir-akhir ini mengemuka di sejumlah media internasional.  Sejumlah kalangan meyakini bahwa fenomena ini mengakibatkan bencana alam hebat seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.  Gempa bumi 8,9 Skala Ritcher dan tsunami 13 kaki yang menghantam Jepang kemarin, seperti mengkonfirmasi teori supermoon ini.

Namun, hal itu dibantah oleh pakar gempa dari Pusat penelitian Geoteknologi LIPI, Danny Hilman Natawidjaja.  Menurutnya, supermoon bukan penyebab utama terjadinya gempa bumi di Jepang.  Danny menegaskan, kaitan antara supermoon dan bencana alam tidak memiliki dasar ilmiah.

“Masih banyak unsur mistiknya daripada ilmiahnya.  Kita masih perlu melakukan peninjauan yang lebih ilmiah mengenai hal itu,” kata Danny ketika dihubungi VIVAnews, Sabtu 12 Maret 2011.
Namun, Danny mengakui gejala supermoon memang bukan berarti harus diabaikan sama sekali.  Hal itu masih cukup penting untuk diperhatikan, dalam artian kajian ilmiah lebih lanjut penting untuk dilakukan.

“Kita harus menggunakan penelitian ilmiah sebagai patokan.  Jangan berpatokan pada mitos-mitos atau hal-hal yang sifatnya mungkin kebetulan,” ujarnya.
Ia menekankan, imajinasi dan asumsi tidak berlaku dalam ilmu pengetahuan. Supermoon sendiri akan mencapai puncaknya pada tanggal 19 Maret 2011 mendatang.
Saat itu, bulan akan berada dalam jarak terdekatnya dengan bumi dalam kurun waktu 18 tahun terakhir.  Lantas, apakah akan terjadi bencana lebih besar pada tanggal 19 Maret yang jatuh pada hari Sabtu pekan depan?  Danny mengingatkan, jangan berspekulasi dan berasumsi.
Laporan: Anes Yohanes Wahyu
• VIVAnews

Rabu, 09 Maret 2011

Turunkan nurdin "Revolusi PSSI"

Jakarta - Perjuangan timnas Indonesia di Piala AFF terus mendapatkan dukungan. Sebaliknya, PSSI beserta ketua umumnya, Nurdin Halid, terus mendapatkan perlawanan.

"Nurdin Halid, Sekali Layar Terkembang, Surut Kita Berpantang". Kalimat tersebut sempat muncul pada spanduk di salah satu sudut Stadion Utama Gelora Bung Karno sebelum laga putaran grup antara Indonesia vs Malaysia, 1 Desember silam. Entah siapa yang memasangnya.

Suporter pun bereaksi atas terpampangnya spanduk tersebut. Sekitar pukul 18.40, suporter 'Merah-Putih', yang sudah memenuhi tribun tempat spanduk tersebut dipajang, ramai-ramai menurunkan spanduk tersebut.

Reaksi lebih keras kemudian muncul pada laga selanjutnya, ketika Indonesia menghadapi Laos. Sebuah spanduk muncul pada 10-15 menit terakhir laga tersebut. Kali ini berbunyi: "Lindungi Indonesia Dari Godaan Nurdin Yang Terkutuk".

Sedemikian gencarnya suara yang meminta pria asal Makassar itu untuk lengser. Suara yang sebenarnya sudah lama kita dengar--bahkan sejak orang yang dikritik masih berstatus tahanan akibat kasus korupsi minyak goreng.

Setali tiga uang dengan Nurdin adalah federasi yang kini diketuainya: PSSI. Di antara kericuhan soal pembelian tiket Piala AFF yang masih berlangsung sampai hari Minggu (26/12/2010) kemarin, banyak suporter yang bernyanyi, "Revolusi PSSI! Revolusi PSSI!"

Mereka terlihat muak dengan federasi sepakbola tertinggi di tanah air itu yang bahkan mengurus manajemen tiket saja tidak becus.

Maka, jangan heran kalau kemudian muncul suara-suara "Cintai timnas, tapi tidak dengan Nurdin Halid dan PSSI". Pada laga terakhir Firman Utina dkk. di Stadion Bukit Jalil, spanduk menentang Nurdin muncul lagi. Kali ini berbunyi: "Lindungi Indonesia dari Godaan Nurdin yang Hina!"

Masih belum cukup?

Tengoklah jejaring-jejarin sosial macam Twitter dan Facebook. Suara di sini juga sama ramainya. Hashtag #NurdinTurun muncul di kicauan para pengguna Twitter, tak kalah banyak dengan kritikan yang menilai Nurdin sudah mengeksploitasi timnas secara berlebihan.

Keramaian itu pun membuat nama Nurdin jadi "terkenal". Gelandang Liverpool, Ryan Babel, sampai heran dan bertanya-tanya melalui akun Twitter-nya, "Why does Nurdin Halid cuz problems?"

Babel yang punya banyak "pengikut" dari Indonesia dan acapkali memberikan selamat kepada timnas Indonesia sedikit heran dan seolah-olah bertanya, "Memangnya siapa sih si Nurdin ini?"

Bahkan media Inggris, Guardian, sampai-sampai memasukkannya ke dalam daftar tokoh sepakbola yang layak diperbincangkan sepanjang 2010 pada 26 Desember 2010. Namun, Guardian, dalam bahasan sangat singkatnya, jelas lebih menyorot sisi buruk Nurdin.

"Di penjara pada 2008 karena kasus korupsi distribusi minyak goreng sebesar 18 juta dollar AS, tapi kini sudah kembali bekerja. Highlight-nya pekan lalu: memberikan bonus 250 ribu dollar AS secara tunai menggunakan sebuah kardus. 'Mereka layak mendapatkannya!' (kata Nurdin, red)."

Senin, 07 Maret 2011

Video: UFO Melintas di Atas Baitul Maqdis.

VIVAnews - Sebuah rekaman video yang mengggemparkan beredar luas di internet. Video itu memperlihatkan adanya benda yang dicurigai sebagai benda terbang UFO yang melintas di atas Bait Al-Maqdis, Yerusalem, Jumat 28 Januari 2011 lalu.
Dari rekaman yang diambil pada malam hari itu, terlihat bahwa sebuah cahaya terang turun dari langit ke bagian atas bangunan Temple of the Rock (disebut juga dengan kubah batu atau Qubbat Al-Sakhrah). Tempat ini dipercaya umat Islam sebagai tempat di mana Nabi Muhammad melakukan Isra' Mikraj (perjalanan ke surga) dengan menumpang Bouraq.
Banyak yang meyakini kesahihan hasil rekaman ini, karena terdapat beberapa rekaman yang sama yang di ambil dari berbagai posisi. Namun, banyak pula yang menganggapnya hanya sekadar video rekayasa alias hoax.
Sebab, salah satu rekaman terlihat goyang dan patah-patah. "Jika memang itu pesawat luar angkasa, pesawat itu sangat kecil," kata Benjamin Radford, salah satu pengamat, kepada Discovery News,  lewat e-mail.  




Dari analisa Radford, pengamatan terhadap ukuran dan jarak pesawat luar angkasa ke kubah menunjukkan bahwa ukuran pesawat tak lebih besar daripada sebuah mobil limousine. "Tak berarti itu bukan pesawat luar angkasa, tapi fakta ini membuat Anda bertanya-tanya," kata Radford.
Hal lain yang memperkuat keraguannya, kata Radford, cahaya benda langit itu sepertinya tidak terefleksikan oleh kubah. Padahal, kubah tersebut berpelat emas, "Mestinya kubah itu sangat reflektif." (hs).